filosofi sepakbola jerman

Sepakbola Berkarakter, Sepakbolanya Orang Jerman Filosofi sepak bola memang bisa menjadi inspirasi hidup yang penuh makna dan menginspirasi. Hal ini bisa ditemukan dalam pemain sepak bola dari Jerman yang memiliki karakteristik yang sangat kuat dan filosofis. Jerman bukan hanya mengandalkan uang dalam memajukan sepak bola mereka. Mereka juga sadar bahwa membangun sarana dan prasarana tanpa adanya pelatih tentu saja akan menjadi omong kosong. Oleh karena itu, DFB menugaskan pelatih-pelatih profesional untuk menjadi "dosen terbang" dan menanamkan filosofi sepak bola yang sesuai dengan karakter Jerman. Para pelatih itu, wajib memberikan materi tambahan bagi para pemain muda, minimal 2 jam dalam setiap minggunya. Kesebelasan seleksi DFB perempuan juga sudah dua kali memenangkan kejuaraan dunia dan sudah delapan kali berhasil meraih kejuaraan Eropa. Sementara itu, Jerman berhasil menjuarai Piala Dunia U17 2023. Filosofi sepak bola yang berbeda bisa ditemukan di setiap tim sepak bola. Seperti yang terlihat pada pertandingan antara Jerman dan Spanyol, di mana kedua tim memiliki filosofi sepak bola yang sangat berbeda. Jerman bermain lebih pragmatis dengan menunggu lawan melakukan kesalahan, sementara Spanyol bermain lebih atraktif dengan menampilkan kombinasi-kombinasi serangan yang indah. Namun, secara umum, filosofi sepak bola dari orang Jerman adalah memiliki karakteristik yang sangat kuat dan filosofis. Mereka juga menerapkan kerja sama tim yang kuat dan membangun tim yang selalu berusaha meraih kemenangan dengan cara-cara yang mengesankan. Filosofi sepak bola juga dilakukan secara dini. Sesuai dengan panduan federasi sepak bola dunia, FIFA, pembinaan pada usia dini berkisar antara usia 6-12 tahun. Usia inilah yang dipandang sebagai pondasi dalam pencapaian prestasi suatu negara di masa mendatang. Sepak bola memang memiliki banyak penggemar di dunia. Namun, Sepakbola Berkarakter, Sepakbolanya Orang Jerman menjadi inspirasi hidup yang penuh makna dan menginspirasi di kalangan masyarakat.