usg fetomaternal

usg fetomaternal

USG Fetomaternal: Definisi, Tujuan, Prosedur, dll. - Hello Sehat USG fetomaternal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada ibu dan janin. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan USG 3D atau 4D untuk memberikan gambaran tubuh janin yang lebih jelas dan detail. Tidak semua ibu hamil membutuhkan pemeriksaan USG fetomaternal, dan hanya dokter kandungan dan kebidanan yang telah mengambil subspesialis fetomaternal yang dapat melakukan jenis pemeriksaan ini. Tujuan dari USG fetomaternal adalah untuk memeriksa alirah darah di rahim atau ke janin. Tes ini mampu memberikan gambaran pembuluh darah dengan lebih jelas, sehingga sering disarankan ketika dicurigai adanya kelainan saat hamil. Selain itu, USG fetomaternal juga bisa membantu dokter untuk memastikan kondisi kehamilan berjalan normal serta mendeteksi kelainan pada janin dan ibu hamil. USG fetomaternal dilakukan oleh dokter fetomaternal yang merupakan salah satu subspesialis dari bagian kandungan dan kebidanan. Proses pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan gelombang suara untuk memeriksa aliran darah melalui plasenta, tali pusat, bagian tubuh bayi, dan arteri yang memasok darah ke rahim. Beberapa manfaat USG fetomaternal adalah membantu untuk memantau kehamilan dengan lebih baik dan mendeteksi kelainan pada janin dan ibu hamil secara dini. Namun, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah memasuki usia kehamilan 24 minggu atau saat memasuki trimester kedua dan ketiga. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjadwalkan pemeriksaan fetomaternal. Dalam melakukan USG fetomaternal, dokter fetomaternal biasanya menggunakan USG 4D atau 3D. USG 4D lebih banyak digunakan karena dapat mendeteksi adanya kelainan pada organ janin dengan lebih baik sehingga dokter dapat memberikan penanganan yang tepat. Radiasi dari sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh USG 4D juga rendah sehingga tidak menimbulkan efek samping dan aman untuk ibu dan janin. Pemeriksaan USG fetomaternal biasanya dianjurkan untuk kehamilan dengan risiko yang tinggi, seperti kehamilan oleh ibu hamil yang mengalami diabetes, penyakit jantung, asma, keguguran berulang dan lainnya. Setelah memang ditemukan ada kelainan, dokter kemudian akan memberikan saran pengobatan serta tindakan tepat untuk mengatasi masalah tersebut.