dampak revolusi cina

dampak revolusi cina

Dampak Revolusi China 1911 - Kompas.com Revolusi China tahun 1911 berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing dan membawa dampak besar bagi berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada abad ke-19, pemahaman seperti nasionalisme dan demokrasi mulai masuk ke Asia, menimbulkan pergolakan sosial politik di sejumlah negara. Latar belakang terjadinya revolusi adalah ketidakpuasan rakyat Cina terhadap kekuasaan Dinasti Qing, yang dianggap lemah terutama dalam menghadapi pengaruh Barat. Revolusi China memunculkan gerakan dan organisasi kebangsaan di Indonesia serta menginspirasi bangsa Indonesia untuk melakukan perlawanan dan revolusi kemerdekaan. Hal ini terjadi karena tokoh penting dalam Revolusi China, Sun Yat Sen, memotori revolusi pada 1911 dan terpilih menjadi presiden sementara Republik China setelah Dinasti Qing runtuh pada awal 1912. Pengaruh Revolusi China pada 1911-1912 meningkatkan semangat angkatan muda Tionghoa di Indonesia untuk berani melawan pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun Tiongkok telah menjadi negara besar sejak lama, masa revolusi Tiongkok menjadi salah satu masa buruk yang pernah dialami Tiongkok. Setelah Revolusi China, pada tanggal 29 Desember 1911, kaisar Xuangtong turun dari tahta dan digantikan oleh Sun Yat Sen sebagai presiden pemerintahan sementara, dan pada 1 Januari 1912, Sun Yat Sen dilantik menjadi Presiden Republik China di Nanking. Setelah Revolusi China, berkembangnya pengaruh komunisme di Tiongkok memunculkan konflik dalam negeri dan dengan negara Barat. Namun, dampak perubahan politik yang terjadi di Tiongkok pada masa itu telah membawa pengaruh besar bagi berbagai negara, termasuk Indonesia.