isi hari dan pasaran

isi hari dan pasaran

Kalender Jawa - Tanggalan Jawa Pasaran Hari Ini (2023) Sistem penanggalan Jawa mempunyai siklus 5 hari yang disebut Pancawara. Kelima hari tersebut adalah Wage, Kliwon, Legi, Pahing, dan Pon. Hari-hari ini biasanya digunakan bersamaan dengan hari biasa seperti dalam kalender Masehi. Kalender Jawa juga memakai siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu). Namun, hari pasaran menjadi lebih populer dan masih digunakan luas oleh masyarakat Jawa sampai sekarang. Kalender Jawa pertama kali dikembangkan oleh mPu Hubayun pada tahun 911 sebelum Masehi. Weton atau gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan, menjadi dasar dalam penanggalan Jawa. Hari pasaran terdiri dari lima hari, yakni Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Sistem kalender Jawa juga memakai pancawara atau siklus lima harian. Perhitungan kalender Jawa gabungkan siklus lima hari pasaran dan siklus tujuh hari biasa pada kalender Masehi. Sehingga, tercipta kombinasi hari Jawa dengan hari Masehi seperti Senin Pahing atau Selasa Legi. Masyarakat Jawa biasanya menggunakan perhitungan weton untuk menentukan hari baik menggelar acara atau hajatan. Dalam kalender Jawa, ada siklus lima hari pasaran mulai dari Legi, Pahing, Pon, Wage, hingga Kliwon. Neptu Hari dan Pasaran Lahir digabungkan dalam rumus untuk menghitung weton atau peruntungan finansial seseorang. Langkah selanjutnya adalah melihat tabel untuk mengetahui kelebihan atau sisa hitungan tersebut. Walaupun kebanyakan orang menggunakan sistem penanggalan Masehi, beberapa masih memilih untuk menggunakan Kalender Jawa dalam menentukan acara penting seperti pernikahan dan pesta.