tembang bali purwa inggih punika

tembang bali purwa inggih punika

Kesusastraan Bali Purwa - Diary Guru Kesusastraan Bali Purwa merupa karya sastra yang mengunakan bahasa Bali yang baik, memuat tembang (gending) dan juga memuat cerita (gancaran tradisional), serta memaparkan nilai, kisah, dan peringatan bagi manusia. Sastra Bali Purwa memilki dua jenis yaitu : soroh tembang (pupuh) dan soroh cerita-cerita. Tembang Bali Anyar atau puisi Bali modern merupakan salah satu jenis puisi yang tergolong dalam sastra Bali Purwa, yang berasal dari kata "poieses", yang berarti kreativitas (penciptaan). Puisi menjadi bentuk sastra tembang Bali anyar yang berupa perasaan, irama, dan bahasa. Puisi Bali anyar juga bisa diucapkan dengan lantang. Kesusatraan Bali Purwa merupa sastra klasik atau kuno yang diwujudkan dalam bentuk puisi dan prosa yang indah. Pada artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh mengenai kesusastraan Bali purwa beserta contoh-contohnya. Puisi Bali Purwa berbentuk tembang yang terdiri dari beberapa jenis yaitu Sekar Rare, Sekar Alit (Sekar Macapat Pupuh), Sekar Madia, dan Sekar Agung. Sastra Bali Purwa merupakan sastra Bali yang diturunkan secara turun-temurun dalam bentuk naskah-naskah lama. Contoh dari Sekar Rare Tembang Rare adalah "Miong-Miong". Prosa merupakan kekawin sastra yang tidak menggunakan uger-uger. Sedangkan Sastra Bali Anyar memiliki jenis prosa dan puisi Bali. Puisi Bali Purwa memiliki bentuk tembang yang terdiri dari beberapa jenis yakni : Sekar Rare, Sekar Alit ( Sekar Macapat Pupuh ), Sekar Madia, dan Sekar Agung. Secara umum, kesusastraan Bali dibagi menjadi kesusastraan Bali Purwa dan kesusastraan Bali Anyar. Kesusastraan Bali Purwa memiliki jenis cerita dan jenis puisi yang berupa tembang Bali, sementara pada kesusastraan Bali Anyar terdapat jenis prosa dan puisi Bali. Puisi Bali Purwa memiliki nuansa keindahan tradisional Bali yang terbangun dengan baik, sementara puisi Bali Anyar memiliki gaya modern. Sastra Bali Purwa dan Jawa Kuna memiliki kecenderungan yang sama yaitu dibagi menjadi dua: Kesusastraan Bali Purwa dan Kesusastraan Bali Anyar. Kesusastraan Bali Purwa memiliki jenis cerita dan jenis puisi. Cerita biasanya berupa karangan bebas yang tidak mengunakan uger-uger, sedangkan puisi memiliki berbagai jenis seperti Pupuh Pangkur yang mengandung pesan cinta, dan Pupuh Ginada yang mengandung kesedihan, kesulitan, duka cita, dan tangisan anak-anak. Pupuh juga termasuk dalam bentuk tembang yang populer dalam Sekar Alit. Pada kesusastraan Bali, kakawin, kidung, dan pupuh termasuk kedalam kesusastraan Bali Purwa yang tergolong dalam bentuk puisi.