rusuh bola

rusuh bola

Kerusuhan terjadi setelah pertandingan antara Gresik United melawan Deltras FC di Liga 2 Indonesia dan menimbulkan korban luka-luka. Pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Gelora Joko Samudro, Jawa Timur pada hari Minggu (19/11/2023) dan berakhir dengan skor 1-2. Terdapat sejarah tragis kerusuhan sepak bola di dunia, seperti di Stadion Nasional di Lima, Peru pada 24 Mei 1964 yang menewaskan 328 orang karena sesak napas dan/atau pendarahan internal. Di Indonesia, kerusuhan sepak bola kembali menelan korban jiwa. Pada Sabtu (1/10/2022) lalu, kerusuhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menewaskan 127 orang, salah satu kematian terbanyak dalam sejarah sepak bola. Pelanggaran keras menjadi pemicu masalah dalam beberapa kasus kerusuhan sepak bola di Indonesia. Kerusuhan sepak bola menjadi sebuah perjuangan sosial yang merugikan banyak pihak. Tindakan kekerasan dalam kerusuhan sepak bola terbukti dapat menimbulkan korban jiwa dan dianggap sebagai tindak pidana penganiayaan. Anton Sanjoyo, seorang pengamat sepak bola nasional, menilai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang layak menjadi tragedi bangsa karena menyebabkan ratusan korban jiwa.


nottinghamsitusslot978depoimu17psmslotonefizzobahasasitusudaycaramega288livepancoranspinpaitobentengfifamenangpassingppjagohoki