tujuan syair perahu

tujuan syair perahu

Puisi "Syair Perahu" karya Hamzah al-Fansuri mengandung pesan spiritual dan metafora tentang kehidupan, perjalanan menuju kebenaran dan persiapan untuk kehidupan akhirat. Ia menggunakan metafora perahu sebagai perjalanan kehidupan dan perjuangan roh manusia dalam mencapai kebenaran sejati. Ia mengajak pembaca untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan. Hamzah Fansuri adalah ulama Islam terkenal yang berdakwah dengan menggubah syair-syair indah dalam bahasa Melayu yang berisi ajaran-ajaran Islam, termasuk ajaran tasawuf. Syair Perahu merupakan salah satu syair karya Hamzah Fansuri yang terkenal. Syair Perahu sebagai jenis syair agama ciptaan Hamzah Fansuri hidup pada pertengahan kurun ke-16 di Acheh, Sumatera Utara, di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Syair termasuk salah satu puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Jumlah baris pada syair adalah empat baris dengan jumlah suku kata antara delapan hingga sepuluh suku kata. Dalam syair, Hamzah Fansuri mengajak pembaca untuk mempersiapkan diri dalam perjalanan hidupnya dengan membawa bekal yaitu "pedoman" atau "jalan kehidupan" untuk memperbaiki diri dan menuju tujuan. Ia juga mengingatkan akan kepentingan menjaga nilai-nilai yang baik dan melakukan kebaikan sebagai bekal di akhirat. Syair ini memiliki nilai moral dan religius yang tinggi dan menarik untuk dipelajari. Penelitian tentang syair ini bertujuan untuk meninjau konteks sejarah dalam syair perahu serta menggali dan mendeskripsikan unsur-unsur etika profetik yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan etika profetik dan jenis penelitian library research. Ia menemukan bahwa syair ini mengajarkan pentingnya mengenali Tuhan, mempersiapkan diri untuk akhirat, dan menjalani hidup dengan nilai-nilai baik dan kebaikan.