joged bungbung buleleng bali

joged bungbung buleleng bali

JOGED BUNGBUNG BALI: TARI BUMBUNG PANAS - Janda Toket Jumbo Tari Joged Bumbung merupakan salah satu tarian tradisional Bali yang dilakukan untuk menghibur masyarakat dan wisatawan. Tarian ini diiringi dengan gamelan Tingklik bambu berlaras Slendro yang disebut Grantang atau Gamelan Gegrantangan. Tarian ini pertama kali muncul pada tahun 1946 di Bali Utara dan dikenal sebagai tari yang fenomenal di Bali. Joged Bumbung mengandung unsur etika, logika, dan estetika. Namun, seiring berjalannya waktu, tarian ini mengalami pergeseran makna menjadi tarian yang erotis dan sempat diberi julukan sebagai joged porno. Hal ini mengundang keprihatinan oleh Pemerintah Provinsi dan Daerah Bali yang kemudian melakukan pembinaan menyasar para sekaa Joged Bumbung di seluruh Bali, khususnya di Buleleng. Pada tahun 2018, 1.131 penari Joged Bumbung tampil di Lapangan Kampus Tengah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, dan penampilan ini berhasil memecahkan rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Meskipun kontroversial di Bali, seni Joged Bumbung masih mendapat tempat di kalangan masyarakat Bali dan masih dikembangkan di beberapa desa di Kabupaten Buleleng. Tarian ini mengalami perubahan bentuk penyajian dari tarian sederhana menjadi tarian yang panas dan disebut sebagai Janda Toket Jumbo. Namun, perubahan tersebut tidak merusak nilai-nilai budaya dan estetika tarian itu sendiri.