pg modjopanggoong

Pabrik Gula Modjopanggoong, Jejak Nyi Kontring Merentang Zaman Pabrik Gula Modjopanggoong telah berproduksi selama 170 tahun dan kini menjadi bagian dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X. Meski bersaing dengan pabrik gula swasta yang modern dan pengusaha Belanda, Pabrik Gula Modjopanggoong tetap beroperasi di Jalan Arjuno, Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Pabrik ini sebelumnya beberapa kali berganti nama dan pemilik, hingga pada tahun 1957 menjadi bagian dari Perusahaan Negara Perkebunan (PNP), dan pada 1973 PNP berubah menjadi PT. Perkebunan XXI-XXII. Selama beberapa tahun terakhir, Pabrik Gula Modjopanggoong telah menggiling total 445.171 ton tebu, lebih tinggi dari rencana kerja sebanyak 357 ribu ton. Setiap harinya, pabrik ini mampu menggiling rata-rata 2.600 ton tebu, dengan target tebu digiling pada tahun 2018 mencapai 350 ribu ton. Pabrik ini juga menargetkan tingkat rendemen mencapai 9 persen, dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 8,55 persen. Meskipun mampu mencapai hasil yang baik dalam produksi gulanya, pada tahun 2019 Pabrik Gula Modjopanggoong pun mengalami sedikit masalah. Sistem instalasi pengolahan air limbah yang bocor mencemari lingkungan sekitar pabrik dan bercampur dengan banjir di pemukiman warga sekitar. Hal ini menjadi perhatian Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tulungagung, Jawa Timur, yang kemudian memeriksa pimpinan pabrik. Perkembangan pabrik gula pasca nasionalisasi pada tahun 1957 juga menjadi kajian sejarah yang cukup menarik. Pabrik Gula Modjopanggoong termasuk di antara pabrik gula yang mengalami perubahan penting pada saat itu. Namun, pabrik ini berhasil tetap berkembang dan hingga saat ini masih menjadi salah satu pabrik gula yang menghasilkan limbah dan tetes produksi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman tebu dan bahan baku pembuatan alkohol serta MSG. Kisah Pabrik Gula Modjopanggoong yang berhasil tetap eksis dan berkembang hingga sampai saat ini, merupakan jejak Nyi Kontring yang berhasil merentang zaman.