sulapa

sulapa

Sulapa Eppa: Bissu, Kosmologi Bugis, dan Politik Ekologi Queer Sulapa Eppa merupakan lambang kepercayaan klasik Bugis-Makassar yang melambangkan susunan alam semesta, yakni angin, api, air, dan tanah. Sulapa Eppa juga melambangkan prinsip keadilan dan kesetaraan. Dalam budaya Bugis-Makassar, Sulapa Eppa sering digunakan dalam acara ritual dan pesta pernikahan adat sebagai hantaran dari pihak laki-laki untuk mempelai perempuan. Menurut Budayawan Mattulada, Sulapa Eppa diambil dari walasuji yaitu sejenis pagar bambu belah ketupat. Bentuk aksara lontara berasal dari "sulapa eppa wala suji". Sulapa Eppa juga memiliki makna filosofis yang dalam, yakni kesatuan alam semesta yang diwakili oleh simbol sa=seua (satu). Sulapa Eppa juga melambangkan empat sifat manusia, yakni angin, air, api, dan tanah yang masing-masing diwakili oleh empat warna. Sulapa Eppa juga memiliki hubungan erat dengan politik ekologi queer. Perubahan pola tanam yang tidak sejalan dengan prinsip keseimbangan alam dan pengetahuan Sulapa Eppa dapat mengganggu stabilitas alam semesta. Dalam pandangan Sulapa Eppa, manusia diharapkan dapat mengidealisasikan dirinya sebagai Appa' Sulapa' yang menjaga prinsip keseimbangan atas-bawah dan kiri-kanan. Dalam studi yang dilakukan, peneliti berusaha untuk mengetahui perkembangan Sulapa Eppa Walasuji di era modern, serta persepsi para pemimpin komunitas, terutama di desa saotengga. Sulapa Eppa Walasuji merupakan bentuk mistis dari kepercayaan Bugis-Makassar yang diwakili oleh pagar bambu belah ketupat dan melambangkan kesempurnaan alam semesta. Sulapa Eppa Walasuji juga menjadi bagian penting dari budaya pernikahan adat Bugis-Makassar.