tragedi sepakbola indonesia

tragedi sepakbola indonesia

10 Tragedi Sepakbola di Indonesia Sejak 2011, Kanjuruhan Paling Berdarah Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022, menjadi kejadian paling mematikan dalam sejarah sepak bola nasional Indonesia. Pada hari keenam setelah kejadian, korban tercatat mencapai 131 orang. Insiden ini terjadi setelah pertandingan Arema vs Persebaya, yang dimenangkan oleh Bajul Ijo dengan skor 3-2 di Stadion Kanjuruhan. Sebelumnya, telah terjadi 9 tragedi lainnya dalam sepak bola Indonesia sejak tahun 2011 yang mengakibatkan korban jiwa. Pada Juli 2017, setelah pertandingan antara Persib Bandung dan Persija Jakarta, terjadi kericuhan yang menyebabkan 1 suporter dari Persib meninggal dunia akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh kelompoknya sendiri. Pada tanggal 25 Juli 2022, sebelum tragedi Kanjuruhan terjadi, seorang suporter dari PSS Sleman juga meninggal dunia akibat penganiayaan kericuhan suporter di Yogyakarta. Menantangkan, bahwa selama dua dasawarsa atau dari 2002-2022 terdapat 203 korban penonton/suporter sepakbola di Indonesia yang meninggal dunia. Tragedi Kanjuruhan ini sangat disayangkan karena merusak citra sepak bola Indonesia yang berbicara akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023. Mantan pemain nasional Hadi Ismanto menyesalkan kejadian tragis ini dan menganggap bahwa kerusuhan seharusnya tidak terjadi jika suporter dari tim tamu tidak datang ke Malang. KOMPAS.com melaporkan bahwa kerusuhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan dianggap sebagai "hari tergelap sepanjang sejarah sepak bola Indonesia". Dengan adanya Tragedi Kanjuruhan Malang, jumlah kematian suporter tim sepak bola di Indonesia sudah mencapai 252 orang tewas dan 300-an orang terluka. Hal ini sangat disayangkan karena merusak citra dunia sepak bola Indonesia.