metode penelitian 4d

metode penelitian 4d

Bab III Metode Penelitian A. Desain Penelitian Model 4D merupakan salah satu metode penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel pada tahun 1974. Metode dan model ini dipilih karena bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Model ini terdiri atas empat tahap utama, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Define merupakan tahap pengumpulan latar belakang masalah, Design merupakan tahap perancangan produk, Develop merupakan tahap pengembangan produk, dan Disseminate merupakan tahap penyebaran produk. Penamaan model pengembangan Four D (4D) ini diambil dari empat tahap pengembangan yang searah yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Model 4D ini sudah mulai dikembangkan sejak awal tahun 1970-an yang merupakan pengembangan dari langkah-langkah umum yang ada pada pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian yang dilakukan menggunakan model 4D memiliki empat langkah garis besar, yaitu define, design, development, dan disseminate. Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian korelasional adalah tipe penelitian dengan karakteristik masalah dan pengembangan (RD). Desain penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D (four-D) dari Thiagarajan (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan model 4D memiliki kriteria sangat layak dengan perolehan rata-rata skor yang tinggi. Skema dari pengembangan dengan model 4D pada penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 3.1. Dalam penelitian pendidikan, model 4D memungkinkan peneliti untuk menganalisis kebutuhan belajar peserta didik dan kemudian memilih format desain perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Model ini dapat membantu meningkatkan efektivitas media pembelajaran yang dikembangkan.