gambar eyang

gambar eyang

Riwayat 68 Tahun Eyang Suro dalam Persilatan Indonesia Eyang Suro adalah keturunan dari Ki Ngabei Soeromihardjo, yang merupakan seorang mantri cacar di Ngimbang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ayahnya juga merupakan saudara sepupu dengan Bupati Jombang kala itu, RAA Soeronegoro. Eyang Suro sangat tertarik dengan seni bela diri sejak usia muda. Ketika berusia 28 tahun, dia jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Namun, karena Eyang Suro memiliki tanggung jawab terhadap perguruan pencak silat yang dipimpinnya, dia memilih untuk menjalankan tugasnya terlebih dahulu. Setelah selesai, dia memutuskan untuk menikahi gadis Padang tersebut. Sepanjang hidupnya, Eyang Suro terus belajar dan mengasah kemampuan dalam seni bela diri. Dia menghabiskan beberapa waktu di Jakarta untuk mempelajari pencak silat Betawian dan Kwitangan. Selain itu, Eyang Suro juga sangat tertarik dengan sejarah Semar, sosok unik dalam budaya Jawa yang dikaitkan dengan kosmologi dan simbolisme. Eyang Suro mendirikan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pada tahun 1903 di Tambak Gringsing, Surabaya. PSHT adalah perguruan silat yang mengajarkan teknik-teknik bela diri yang efektif dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan moralitas anggotanya. Eyang Suro meninggal dunia pada usia 68 tahun setelah memberikan banyak kontribusi bagi dunia persilatan Indonesia. Riwayatnya sebagai seorang tokoh dalam dunia seni bela diri dan pendiri PSHT terus diingat dan dihormati oleh para penggemarnya hingga saat ini.