tidak ada sepak bola yang seharga nyawa

tidak ada sepak bola yang seharga nyawa

Tragedi Stadion Kanjuruhan, Erick Thohir: Tidak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa Tragedi Stadion Kanjuruhan di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang menimbulkan duka yang mendalam bagi banyak orang, termasuk pesepakbola Boaz Solossa, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan AHY. Sampai saat ini, tercatat 174 orang meninggal dan beberapa orang mengalami luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi pada pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Liga 1 2022/2023. Erick Thohir dengan tegas menyatakan, "Tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia." Hal ini diungkapkan pada bulan Maret 2020 oleh pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, setelah PSSI menghentikan sementara liga sepakbola Indonesia akibat virus Covid-19 yang sedang merebak di negara ini. Tragedi ini menjadi peristiwa kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia dan dunia. AHY pun mendorong agar dilakukan investigasi mendalam pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab agar kejadian semacam ini tidak terulang di masa depan. "Tak ada sepakbola seharga nyawa manusia," tambahnya. Dalam kondisi seperti ini, Anies Baswedan mendoakan para keluarga korban agar diberi kekuatan dan ketabahan. Ia juga mengajak untuk menerapkan nilai-nilai yang diajarkan dalam sepak bola, diantaranya belajar mencintai kehidupan dan arti mencintai tanpa dicintai, serta mengagumi tanpa dikagumi. Ungkapan "Tidak ada sepak bola yang seharga nyawa" harus menjadi inspirasi perubahan dalam kehidupan kita agar peristiwa kelam seperti ini tidak terulang lagi.