lima 4d

lima 4d

Model 4D adalah salah satu metode pengembangan perangkat pembelajaran yang paling terkenal. Metode pengembangan ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel pada tahun 1974. Model 4D terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap define, tahap design, tahap develop, dan tahap disseminate. Meskipun lebih sederhana dibandingkan dengan metode ADDIE atau ASSURE, tetapi masih banyak peminatnya dan sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan. Model ADDIE melibatkan lima langkah pengembangan, yaitu Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery dan Evaluations. Pada penelitian pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti menggunakan model 4D dalam mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD). Tahapan pengembangan media pembelajaran yang paling terkenal dan paling simpel adalah model 4D. Ruang dimensi empat atau caturmatra (bahasa Inggris: four-dimensional space, 4D) adalah kelanjutan matematis dari konsep tiga dimensi atau ruang 3D. Ruang 3D adalah generalisasi pengamatan paling sederhana yang mungkin, yang hanya memerlukan tiga indikator, yang disebut dimensi , untuk menggambarkan ukuran-ukuran atau lokasi-lokasi berbagai. Selain itu, metode 4D juga bisa digunakan dalam pengembangan lain, seperti pengembangan olahraga, penelitian pendidikan, dan masih banyak lagi. Sebagai salah satu metode penelitian dan pengembangan yang terbukti efektif, Model 4D layak menjadi metode yang diketahui dalam mengembangkan metode pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.