pg sindanglaut

pg sindanglaut

PG Sindanglaut Cirebon Kembali Beroperasi Setelah Tiga Tahun Tutup PT PG Rajawali II Cirebon, Jawa Barat, telah kembali mengoperasikan Pabrik Gula (PG) Sindanglaut setelah ditutup selama tiga tahun karena kekurangan bahan baku tebu rakyat. Sekretaris Perusahaan PG Rajawali II Cirebon, Karpo Budiman Nursi, menyatakan, "Musim giling tahun ini kami kembali mengoperasikan PG Sindanglaut." Kini, PG Sindanglaut menjadi satu dari tiga pabrik gula yang masih beroperasi, yaitu PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Sindanglaut. PT PG Rajawali II juga telah memperkuat kemitraannya dengan para petani dan PT Perkebunan Nusantara IX untuk meningkatkan produksi tebu. Jika produksi tebu terus meningkat, PT PG Rajawali II berencana membuka PG Subang pada tahun 2026. PG Sindanglaut yang terletak di Desa Sidamulya, kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, akhirnya beroperasi kembali. Pabrik gula ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1898 dan sempat tutup pada Januari 2020 karena bangkrut. PT PG Rajawali II telah memproduksi sekitar 90.000 ton gula, naik 16 persen dibanding tahun sebelumnya. Data Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa produksi tebu pada tahun 2022 mengalami kenaikan di angka luas lahan. Pada tahun 2023, perusahaan akan membuka kembali PG Sindanglaut agar produksi gula meningkat. PG Sindanglaut merupakan salah satu pabrik gula yang dimiliki oleh Rajawali II sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Namun, setelah Perang Dunia II dan pendudukan Jepang, jumlah pabrik gula di Indonesia terus menurun. Pasca Indonesia merdeka, pada tahun 1961, pabrik-pabrik gula tersebut di nasionalisasi dan dikelola oleh PPN Djabar VI.