geger 888

geger 888

Geger Cilegon 1888: Latar Belakang dan Jalannya Perang - Kompas.com Pemberontakan petani Banten terhadap pemerintah kolonial Belanda terjadi dalam beberapa tahap, yaitu pada 1850, 1888, dan 1926. Pemberontakan Petani Banten 1888 atau yang lebih dikenal dengan Geger Cilegon 1888 adalah sebuah peristiwa pemberontakan tani terbesar yang terjadi pada tanggal 09 Juli 1888 setelah pembubaran Kesultanan Banten 1813 oleh VOC dan sebelum Pemberontakan Kaum Tani 1926 di Anyer (yang diperuntukan untuk kemerdekaan). Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888 dimulai pada tanggal 9 Juli 1888 dengan meletusnya pemberontakan petani Banten atau sering juga disebut Geger Cilegon. Perlawanan ini berhasil dipimpin oleh seorang pemuda bernama Kudatuli yang juga dikenal dengan sebutan Adipati Shoghi Effendi. Adapun latar belakang pemberontakan tersebut adalah terkait dengan perlawanan petani terhadap pemerintah kolonial Belanda yang melakukan penghisapan ekonomi dan sosial di wilayah Banten. Peristiwa pemberontakan ini juga diikuti oleh banyak petani di dekatnya, seperti Anyer, Pandeglang, dan Serang. Namun, setelah pertempuran yang berkepanjangan, pemberontakan tersebut akhirnya berhasil diredam oleh pihak kolonial Belanda pada tanggal 23 Juli 1888. Meski begitu, pasukan Belanda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghentikan aksi perlawanan yang masih terus berlangsung. Pemberontakan Petani Banten 1888 atau Geger Cilegon 1888 merupakan sebuah peristiwa bersejarah yang memperlihatkan semangat perjuangan dan keberanian petani untuk melawan penjajahan. Hal ini menjadi inspirasi bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan juga menunjukkan betapa pentingnya peran petani dalam memperjuangkan hak-haknya.