tragedi 2001 sampit

tragedi 2001 sampit

Konflik Sampit atau juga dikenal dengan sebutan Perang Sampit atau Tragedi Sampit terjadi pada tahun 2001 di pulau Kalimantan. Konflik ini dimulai pada 18 Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun tersebut. Konflik ini adalah kerusuhan antar-etnis yang terjadi di kota Sampit, Kalimantan Tengah. Konflik ini melibatkan suku Dayak asli dan warga migran Madura. Konflik ini dipicu oleh persaingan dalam berbagai aspek antara kedua belah pihak. Pada 18 dan 19 Februari 2001, Kota Sampit sepenuhnya dikuasai oleh warga dari Madura. Selama dua hari sejak penyerangan rumah Matayo, warga Madura berhasil bertahan dan bahkan berani melakukan sweeping terhadap permukiman-permukiman warga Dayak. Namun, situasi berbalik pada 20 Februari 2001, ketika sejumlah besar warga Dayak dari luar kota turut serta dalam konflik tersebut. Serangan pasukan inti Dayak kemudian diikuti oleh warga Dayak lainnya. Mereka mencari rumah dan warga di sepanjang kota Sampit. Ratusan warga Madura dibunuh secara mengenaskan dan bahkan dipenggal kepalanya. Akibat dari konflik Sampit ini, sebanyak 600 orang lebih dilaporkan meninggal dunia. Tempat pemakaman korban Tragedi Sampit terletak di Jalan Sudirman Km 13,8 Sampit, Kalimantan Tengah. Tempat pemakaman ini menjadi saksi bisu salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia. Perang Sampit terjadi di ibukota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas hingga ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Perang Sampit sampai disorot oleh media asing dari berbagai negara. Perang ini merupakan perang etnis antara Suku Madura dan Suku Dayak pada tahun 2001 dan menjadi salah satu peristiwa berdarah dalam sejarah Indonesia. Meskipun sudah hampir satu tahun setelah kerusuhan berakhir, warga Sampit dan Kalimantan Tengah masih harus berbenah. Warga Madura pun kembali berdatangan ke Sampit untuk mencari penghidupan.