kata kata jawa lucu story wa

kata kata jawa lucu story wa

75 Kata-Kata Lucu Bahasa Jawa Buat Status WA yang Singkat, Kocak dan ... Saat situasi hati sedang tidak baik, kata-kata lucu bahasa Jawa seringkali menjadi pilihan untuk memperbaiki suasana hati. Kata-kata lucu bahasa Jawa juga dapat digunakan untuk menghibur diri sendiri, menunjukkan rasa kesal, menyindir teman, atau menggoda gebetan. Meskipun tidak fasih berbahasa Jawa, kita tetap bisa menikmati kata-kata lucu bahasa Jawa yang sering muncul di media sosial atau percakapan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh kata-kata lucu singkat bahasa Jawa yang bisa dijadikan inspirasi untuk membuat status WhatsApp: 1. "Ora mbayar WIFI, sampeyan sing diro koneksi ati-ati yo." (Tidak membayar WIFI, kamu yang diro koneksi hati-hati ya.) 2. "Mangan sambel pete yo mambu sambel tumpang." (Makan sambal pete itu seperti hidup mambu sambel tumpang.) 3. "Nang mripate mesti ngakoni, nang FB mesti nglewati." (Di dunia nyata harus diakui, di Facebook harus dilewati.) 4. "Nek pancen tresno kui kudu dijogo, ora malah keno godo karo wong liyo." (Kalau memang cinta harus dijaga, bukan malah termakan godaan orang lain) 5. "Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning hyang sukmo." (Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan) 6. "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti."(Manusia hanya mengundang rencana) 7. "Ngombe kopi nang kene yo tak jatuh cinta karo kowe." (Minum kopi di sini, aku jatuh cinta padamu.) 8. "Mangan ora mangan, ngumpul ora ngumpul. Yang penting bersama." (Makan atau tidak makan, berkumpul atau tidak berkumpul. Yang penting bersama.) 9. "Nek nduwe pacar ning dukuh losari, diwatange bali." (Kalau punya pacar di Dukuh Losari, jangan dibawa ke Bali.) 10. "Mangan tahu, mangan tempe. Urusan cinta, kasih aja ampe-ape." (Makanlah tahu dan tempe. Urusan cinta, biarlah alam yang menentukan.) 11. "Salahmu apa sampai harus memontokkan jari kaki sendiri?" (Apa kesalahanmu sampai harus mematokkan jari kaki sendiri?) 12. "Sopo ning MBAPAKMU?" (Siapa yang menjadi ayahmu?) 13. "Ketemu lan sapa ora critical, sing critical teko apik." (Bertemu dan menyapa tidak masalah, yang penting tehniknya bagus.) 14. "Ayo ndang cepetan, aku ki snelikan." (Ayo cepat, aku sudah terlalu mengantuk.) 15. "Akeh carane ayu, mrenehang jumpan karo wong sing bener." (Banyak cara menjadi cantik, yang benar adalah bertemu dengan orang yang benar.) 16. "Bedane arane tukang sop, takon kui kwe piro?" (Perbedaan antara tukang sop, tanya padaku berapa harganya?) 17. "Ojo mikir wae, mikir teko tindakan." (Jangan hanya berpikir, bertindaklah.) 18. "Sing ora kenal ngono mbok takon sopo." (Yang tidak mengenal, tanyakan siapa.) 19. "Sopo angeluk atine mung mampir?" (Siapa yang menyebabkan hati hanya singgah.) 20. "Mangan sio sampeyan akeh, makan akeh pada gendut." (Makan banyak Anda akan menjadi gemuk.) 21. "Koncone dudu ojo dumeh, karo kecut-kecut." (Jangan merasa kecil, jangan merasa takut.) 22. "Ojo rikoso lali, ojo kropo liyane." (Tidak jadi lupa, tidak mengecewakan orang lain.) 23. "Ojo takon akhire konco opo wong ora katemu." (Jangan tanya akhirnya teman atau orang yang tidak ditemukan.) 24. "Sopo ngerti isih dadi wong cilik, sopo ora ngerti isih dadi wong gede." (Siapa yang tidak mengerti masih menjadi kecil, siapa yang mengerti menjadi besar.) 25. "Sak durung nganti kesuwon, manah siji sing ditindakno." (Sebelum mencapai target, ada satu tujuan yang harus dicapai dulu.) 26. "Sliramu nduwur, pakuwonmu ndeso." (Tinggi kehormatanmu, tetapi kamu berasal dari desa.) 27. "Suoro abang bae, nanging suoro elmu mung kuwi kang ngerti." (Bicara saja bagus, tetapi yang mengerti hanya orang yang berilmu.) 28. "Sesuk merem, sesuk nglengkong, sing penting ora leleng-meling." (Makan tidur, waktu senggang, yang penting tidak bosan.) 29. "Pak kuwe ora usik, pas kowe usik, hancur dunia kuwe." (Jangan ganggu bapakku, jika kamu mengganggu, dunia akan hancur.) 30. "Ayo nglurug tanpa bala, ing ngisor kanggo sehat." (Turunkan tanpa bantuan, tetap sehat di puncak.) 31. "Sesuk isih rabi, kepining atiku." (Besok masih merenung, di hatiku.) 32. "Jenenge ora cetho, nanging saget melu kendel." (Namanya tidak jelas, tetapi umumnya dicari.) 33. "Alon-alon waton kelakon, dungo ati soko kulon." (Berkembang sesuai takdir, dengarkan tanda hati.) 34. "Asale lumayan tenan, sing penting ora lemot." (Asal cukup bagus, yang penting tidak lambat.) 35. "Dadine jebule siji, semangge nyamang kanggo kabeh." (Akhirnya adalah satu, segalanya menjadi nyaman.) 36. "Mburgesi mung biso nebak keluargo, terus entuk apik muwa." (Menikmati hanya bisa ditebak oleh keluarga, terus berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.) 37. "Nek yo mbok nyah lagu, yo koyo lagu." (Kalau mau menangis, seperti orang yang bernyanyi.) 38. "Ojo bareng, sak dewek dewek." (Jangan bersama-sama, tetap merdeka.) 39. "Mumpung mudhun wedhi ceto, amazon kedadeyan bae." (Sebelum membayar kematian, belanja di Amazon.) 40. "Kayan, pisan sak moyangmu yen entuk saka omahmu." (Kaya, sangat kaya jika warisanmu dari rumahmu.) 41. "Sopo sing nggawa ayam rogo, nang dingin ra kuwi." (Siapa yang membuat ayam rogo, tidak dijual di tempat dingin.) 42. "Ora wis padha timbangane, nganti kelangan turu." (Tidak perlu seimbang, sampai kehilangan tidur.) 43. "Sopo yang duduk utawa nangis, sing penting rausah tumindak." (Siapapun yang duduk atau menangis, yang penting tidak melakukan apa-apa.) 44. "Sasmitane kembang wangi, wewangine kembang loro." (Wangi bunga tercium, tetapi tidak mengetahui dari mana bunga berasal.) 45. "Ratu sak braceup keterpan, nanging lumayan bangek." (Ratu yang kurang terkenal, tetapi cukup cantik.) 46. "Nek trus menyangombok, pancen critane cukup apek." (Kalau sampai di rumah, ceritanya sudah cukup lama.) 47. "Uwong padha mangan, padha tarpak sektor, nanging ora padha ngombe." (Sama-sama makan, sama-sama menyumbangkan bagian, tetapi tidak sama-sama minum.) 48. "Tindakane saiki iso, meneh wis rancune." (Apa yang bisa dilakukan sekarang, sudah terlambat.) 49. "Masio pitakon jenenge, wis ngerti lakune." (Meski ditanya namanya, sudah tahu perilakunya.) 50. "Jarene gawe, ngomonge cindek." (Pekerjaannya luar biasa, tetapi bicaranya kasar.) 51. "Kepada belakang sejengkal, ke depan sejengkal, jangan lewatkan hari." (Mundur satu langkah, maju satu langkah, jangan sia-siakan hari.) 52. "Ana langit, ana sawah, ngko orang siji mung agawe becik." (Ada langit, ada sawah, tetapi hanya satu orang yang baik.) 53. "Orang tajir biasanya keliatan unik dan lucu karena itu coba cari jalan agar Jadi tajir." (Orang yang berada terlihat unik dan lucu, maka carilah cara untuk menjadi kaya.) 54. "Ora nelongso, ora nyatana." (Tidak sedih, tidak perlihatkan.) 55. "Cah wadon biasane doyan loro jangkrik, cah lanang biasane ora badhe nandangi." (Perempuan biasanya suka pada jangkrik, laki-laki biasanya tidak berbicara.) 56. "Sopo ngerti potensi, potone ora keno-wono." (Siapa yang tahu potensi, harta tidak terpengaruh.) 57. "Ojo kepenak derajate, sak timpal-timpal muncul wiwit karo siji." (Jangan merasa lebih tinggi, dimulai dengan satu langkah.) 58. "Terus-terus ambe sisa, kabeh saget jadi pesan." (Terus mengambil sisa, semuanya akan menjadi pesanan.) 59. "Sopo sing pikir, sing takokno pancene, nanging yo masih salah rak nyadeni." (Siapa yang berpikir, yang diharapkan, tetapi masih salah menilai.) 60. "Tenan sepi, koyo ngono, ning azure, sing katresnan." (Sepi memang seperti itu, di Azure, yang dicintai.) 61. "Nek lagi sedih, nggacok ora seneng, sopo ngumpul mung ngewe." (Kalau sedang sedih, jangan dipegang, yang berkumpul hanya untuk bersenang-senang.) 62. "Nek sesuk duduk, seko wong liyo, ngondo akhire tumindak sendiri." (Besok duduk, dengan orang lain, pada akhirnya bertindak sendiri.) 63. "Wes ra wani ambil tindakan nekat, betah ngenehi kabeh." (Tidak ada keberanian untuk bertindak nekat, tetap menjalani semuanya.) 64. "Manungso sopo sing anggur aku kangen, sing ngerti tresnoku mung pati yen sampe penjuru njero." (Siapapun yang merindukan, yang mengerti cintaku hanya akan mati di segenap sudut.) 65. "Sakdurunge kajuk iku gampil, nanging urgener ning ngendi, asal jangan ugo kudu sewu." (Sebelum menuai buah, harus bersabar dan tahu di mana tempatnya, tetapi jangan sampai membutuhkan seribu.) 66. "Yen tresna, perangkat kowe tuku aku akeh cicirene, ora perlu dijual supaya ngecancerake." (Kalau cinta, beli ponselku banyak sekali, tidak perlu dijual untuk membayar.) 67. "Golek-weteng ora sawangsinuk, simpen-mukah cernih tenan." (Mencari ke tengah, tidak egois, menyimpan ribuan.) 68. "Koyo manuk, kebelet, saiki ambek anget waseng, ra melu melu." (Seperti burung, terburu-buru, sekarang dengan air yang panas, tidak hilang.) 69. "Sing ora keno takon, ora kabeh ngertosono." (Yang tidak ditanya, tidak semua orang memahami.) 70. "Kene, sak gawe ora pikir sisan, lan sukses bakal dateng ampe-ape soko buntu." (Di sini, tidak ada pikiran, tetapi sukses akan datang pada saat yang tak terduga.) 71. "Keplok-keplok koyo jebule atine, ehem-ehem liyo takon baperan." (Keplok-keplok seperti kepala tua, sambil berdehem bagi yang sedang putus asa.) 72. "Nek isih ojo, mari, mumpung tak tresnane, kabeh lumayan ndaftar." (Kalau masih tidak, datanglah, cukup daftar semuanya.) 73. "Sipo ora nduwe sopo, ora bakal takon kabeh." (Ketika tidak memiliki seseorang, tidak akan ditanyakan semuanya.) 74. "Dumateng wong kang luwih sutha, mbok dadi dirjiani, nanging wong kang ngerti, dikeblat jaman mlayu." (Terhadap orang yang lebih tinggi, menjadi penanganan, tetapi yang mengerti, dikeblat zaman dulu.) 75. "Nek isih kawentar milih, meniko roso murung." (Kalau masih bimbang memilih, ini adalah perasaan sedih.)