bekicot kawin

bekicot kawin

Bekicot - Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Makanan, Reproduksi Bekicot umumnya memiliki cangkang berbentuk menyerupai tabung kerucut yang mirip seperti konde. Cangkang ini terdiri atas tiga bagian yang terdiri dari apex atau bagian paling tua dari cangkang, bagian sumbu kerucut atau columella, serta gelung paling besar atau body whorl. Bekicot yang siap panen ditandai dengan ukuran cangkangnya sebesar 8-10 cm. Daging bekicot yang biasanya diolah menjadi keripik, sate atau dendeng juga dapat dijadikan bahan pakan ikan. Bekicot adalah hewan hermafrodit yang memiliki kelamin ganda. Meskipun demikian, bekicot tidak bisa melakukan perkawinan sendiri dan akan memulai reproduksi saat sudah dewasa dengan ditandai ukuran cangkangnya mencapai 60 mm. Bekicot betina akan mencari lingkungan yang aman untuk bisa bertelur saat musim kawin tiba, dan tidak membutuhkan tempat khusus untuk melakukannya. Jumlah telur yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari 50 butir dan bahkan lebih dari 100 butir per ekor. Proses reproduksi bekicot dimulai saat memasuki usia 6-7 bulan. Pada tahapan budidaya bekicot yang lebih penting, pakan bermutu dan diberikan secara teratur merupakan kunci dari cara budidaya bekicot yang berhasil. Bekicot berasal dari Afrika Timur, dan tersebar di seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat karena berkembang biak dengan cepat. Saat pindah ke dalam kandang pembesaran, anak bekicot membutuhkan perlakuan hati-hati karena cangkang mereka masih sangat rapuh dan rawan pecah. Bekicot dapat digunakan sebagai pakan untuk budidaya udang vaname di air tawar. Perilaku lokomosi, homing, dan kawin pada bekicot juga memerlukan pemahaman yang cukup agar proses budidaya berjalan lancar. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai bekicot, mulai dari taksonomi, morfologi, jenis, habitat, makanan, hingga reproduksinya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik dalam budidaya hewan yang satu ini.