pasca demo 212

pasca demo 212

Mengenal Reuni 212, dari Aksi Melawan Ahok hingga Kritik Pemerintah Reuni 212 kembali menjadi perbincangan di Indonesia pasca mangkirnya imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, dari pemeriksaan di Polda Metro Jaya untuk menghadiri acara tersebut secara daring. Aksi Reuni 212 pertama kali dilaksanakan pada 2 Desember 2016, di Jakarta, di mana sedikitnya dua juta massa dari seluruh Indonesia kembali menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Sejarah Reuni 212 menunjukkan gerakan ini mampu bertahan lama, tak seperti yang diprediksi banyak analis dan komentator, dan mengindikasikan bahwa politik identitas masih memilik daya tarik kuat di Indonesia. Namun, PA 212, kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Persaudaraan Alumni 212, dikritik karena dianggap memiliki agenda politik dalam peringatan satu tahun unjuk rasa serta aksi demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja. Bahkan, PA 212 menolak konser Coldplay yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada November 2023. Meski pemerintah menyatakan bahwa aksi Reuni 212 tidak perlu, namun izin penggunaan kawasan Monas untuk menggelar reuni telah diberikan. Para pengunjuk rasa aksi 212 akan berkumpul di Monas pada Sabtu, 2 Desember 2022. Sampai saat ini belum ditemukan reaksi resmi dari NU dan Muhammadiyah, atau tokoh-tokoh Islam terkemuka yang sebelumnya ikut mengerem ummat agar tidak berpartisipasi di dalam gelar aksi tersebut. Hal ini tentu menarik untuk dicermati, dan bisa jadi merekapun sedang berusaha memahami dan mencermati dinamika ini.


nottinghamsitusslot978depoimu17psmslotonefizzobahasasitusudaycaramega288livepancoranspinpaitobentengfifamenangpassingppjagohoki