kepiting kepiting kepiting

Kepiting, atau yang juga dikenal dengan sebutan ketam, memiliki tubuh yang dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, terbuat dari kitin, dan memiliki sepasang capit. Jenis kepiting dapat ditemukan di segala samudra di dunia, termasuk air tawar dan darat di wilayah tropis. Di Indonesia, terdapat banyak ragam jenis kepiting yang dibedakan berdasarkan kebiasaan dan lokasi yang disukai. Misalnya, jenis kepiting Horseshoe atau Kabuto crab yang ditemukan di perairan Jepang dan sering dimasak dalam hidangan sushi dan sashimi khas Jepang. Ada juga kepiting kenari, yang merupakan kepiting terbesar di dunia dan ditemukan di beberapa tempat di Indonesia, seperti di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Budidaya kepiting di Indonesia merupakan usaha yang menjanjikan dalam sektor akuakultur, karena kepiting memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan permintaan yang terus meningkat di pasar lokal maupun internasional. Selain itu, kepiting juga mengandung selenium yang berfungsi untuk menangkal berbagai penyakit dan antioksidan yang efektif menetralisir racun akibat radikal bebas. Kepiting berkembang biak dengan cara berganti kulit atau molt. Nutrisi dalam kepiting juga sangat berguna bagi tubuh manusia, misalnya dalam membangun dan memelihara otot tubuh karena kandungan proteinnya yang tinggi. Namun, mazhab ulama Hanafi dan Syafi'i menyatakan bahwa hukum mengonsumsi kepiting adalah haram, kecuali ikan laut. Beberapa jenis kepiting memiliki ukuran yang berbeda-beda, misalnya kepiting raja Alaska atau kepiting raja merah yang memiliki karapas berukuran 12-16,5 cm dan capit besar, mencapai 12 cm. Sedangkan kepiting batu Florida betina memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan jantan, namun untuk yang jantan umumnya memiliki capit yang lebih besar. Pola pertumbuhan kepiting juga memiliki perbedaan, misalnya pada kepiting bakau di perairan Karangsong, lebar karapas berkisar 60-138 mm (jantan) dan 74-139 mm (betina) dengan pola pertumbuhan yang allometrik negatif.