kerusuhan bola di indonesia

kerusuhan bola di indonesia

Indonesia dilanda tragedi kerusuhan dalam pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022. Sebanyak 125 suporter meninggal dunia setelah tuan rumah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Ini dianggap sebagai peristiwa paling mematikan dalam sejarah sepak bola Indonesia. Namun, bukan yang pertama. Sebelumnya, terdapat sejumlah pertandingan lain yang juga berujung kematian. Misalnya, pada pekan pertama Liga 1 2023/2024, terjadi kericuhan suporter saat Persis Solo melawan Persebaya Surabaya. Selain itu, pada 1994, terjadi Kerusuhan Buruh di Medan yang bermula dari tuntutan kenaikan gaji. Peristiwa seperti ini tidaklah baik untuk dunia sepak bola, karena merusak nilai sportivitas. Menurut seorang juru taktik, suporter perlu diingatkan bahwa aksi kekerasan seperti ini justru merusak masa depan sepak bola di Indonesia. Tragedi Stadion Kanjuruhan bahkan menjadi sorotan media-media olahraga Eropa seperti Marca dan The Guardian Sport. Sebelumnya, pada Juli 2022, suporter PSS Sleman juga tewas akibat penganiayaan kericuhan suporter. Ini menambah panjang daftar tragis kejadian serupa di Indonesia. Sebagai tragedi bangsa, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan sangat memilukan. Kronologi peristiwa ini dimulai saat ribuan Aremania, suporter Arema FC, merangsek masuk ke lapangan setelah kekalahan tim kesayangan mereka. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan untuk menghindari bentrokan yang lebih parah.