tragedi sampit berdarah

tragedi sampit berdarah

Tragedi Sampit: Konflik Berdarah antara Suku Dayak dan Madura - Kompas.com Tahun 2001 menjadi masa kelam dalam sejarah Indonesia, terutama bagi Kota Sampit di Pulau Kalimantan yang terkenal dengan tragedi Sampit. Konflik berdarah terjadi antara masyarakat Suku Dayak dan Madura di kota Sampit, Kalimantan Tengah pada awal Februari 2001. Konflik ini kemudian meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Tragedi Sampit atau Perang Sampit adalah peristiwa kerusuhan antar-etnis yang terjadi di pulau Kalimantan pada tahun 2001. Konflik ini bermula pada 18 Februari 2001, di mana empat keluarga Madura tewas dibunuh di Sampit, Kalimantan Tengah. Perpecahan antara Suku Dayak dan Madura kemudian memunculkan gelombang kekerasan yang meresap ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Kota Sampit. Sebelum tragedi berdarah itu pecah, konflik antara kedua suku sebenarnya telah terjadi sejak lama. Diperkirakan korban jiwa mencapai angka 469 orang dalam konflik yang berlangsung selama 10 hari ini. Menurut data kepolisian, ada 319 lebih rumah dibakar dan sekitar 197 dirusak. Jumlah korban meninggal dari kedua belah pihak kerusuhan Sampit ada 315 orang. Jumlah rumah yang dibakar 583 dan dirusak 200. Tragedi ini mengakibatkan sedikitnya 500 orang tewas dan 100.000 lainnya mengungsi. Sebelum peristiwa ini, pada tahun 1996 dan 1997 pernah terjadi konflik rasial yang menimbulkan korban 600 jiwa. Penelusuran fakta-fakta peristiwa Sampit menemukan bahwa asal mula pertikaian ini didasari oleh perselisihan antar kedua belah pihak, yang berakhir pada aksi pembunuhan disertai pembakaran rumah. Perang yang lebih dikenal sebagai konflik Sampit ini masih menjadi sejarah kelam Indonesia hingga saat ini.