tragedi sepak bola

tragedi sepak bola

10 Tragedi Kerusuhan Sepak Bola Paling Mematikan dalam Sejarah - SINDOnews Tragedi kerusuhan dalam pertandingan sepak bola telah memakan banyak korban jiwa, terutama di antara para suporter. Terdapat 10 tragedi kerusuhan sepak bola paling mematikan dalam sejarah yang menelan puluhan hingga ratusan orang meninggal. Salah satu tragedi terbaru yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menambahkan satu lagi orang korban meninggal dunia setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Berikut adalah daftar tragedi sepak bola di Indonesia sejak 2011 hingga tragedi di Kanjuruhan: 1. Estadio Nacional, Peru (24 Mei 1964) - total korban sebanyak 328 jiwa 2. Accra Sports’ Stadium, Ghana (9 Mei 2001) - total korban sebanyak 127 jiwa 3. Hillsborough, Sheffield, Inggris (15 April 1989) - total korban sebanyak 96 jiwa 4. Ibrox, Glasgow, Skotlandia (2 Januari 1971) - total korban sebanyak 66 jiwa 5. Port Said, Mesir (1 Februari 2012) - total korban sebanyak 74 jiwa 6. Katutura, Namibia (23 Januari 1991) - total korban sebanyak 32 jiwa 7. Jakarta, Indonesia (23 Juni 2013) - total korban sebanyak 3 jiwa 8. Tambaksari, Surabaya, Indonesia (9 November 2014) - total korban sebanyak 2 jiwa 9. Lamongan, Indonesia (15 April 2018) - total korban sebanyak 1 jiwa 10. Kanjuruhan, Malang, Indonesia (1 Oktober 2022) - total korban masih dalam penanganan dan investigasi, ditambahkan satu orang korban meninggal dunia setelah pertandingan. Bencana di Kanjuruhan merupakan bencana paling mematikan kedua dalam sejarah sepak bola di seluruh dunia setelah tragedi di Estadio Nacional, Peru pada 1964 yang menewaskan 328 orang. Dengan demikian, bencana ini adalah yang paling mematikan di Indonesia, Asia, dan belahan bumi bagian timur. Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada kompetisi Liga 1 di Indonesia sungguh disayangkan karena merusak citra sepak bola Indonesia yang mulai bangkit dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023. Mantan pemain nasional Hadi Ismanto menyesalkan kejadian tragis ini dan menyatakan bahwa kerusuhan tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Presiden FIFA juga menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah sebuah hari kelam dalam sejarah sepak bola.