renungan roma 12 ayat 2

renungan roma 12 ayat 2

Pertimbangan Roma 12:2 Tidak Menjadi Serupa Dengan Dunia Melalui pembelajaran dari kitab Roma 12:2, kita sebagai orang-orang yang telah menerima Injil Yesus Kristus akan mempelajari tiga poin penting untuk meneguhkan pemahaman kita tentang Injil. Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan dapat terjadi dalam jemaat Roma melalui proses pembaharuan pikiran yang selaras dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengalami pembaharuan pikiran setiap hari untuk memahami kehendak Allah yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna. Dalam perikop "Persembahan yang Benar", Roma 12 ayat 2 merupakan ayat Alkitab yang penting dan perlu diterapkan dalam kehidupan umat Nasrani. Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk tidak dipengaruhi oleh norma-norma dunia ini dan berubah dengan mengubah cara berpikir kita sehingga kita dapat membedakan kehendak Allah yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna. Menurut kamus Alkitab, kata "berubahlah" di Roma 12:2 berarti memperbarui atau mengubah pikiran kita dengan kuasa Roh Kudus. Jadi, perubahan yang perlu dibuat orang Kristen bukan hanya meninggalkan kebiasaan buruk, kata-kata kotor, dan perbuatan amoral. Lebih dari itu, kita memerlukan pembaharuan pikiran yang terus-menerus untuk memahami kehendak Allah yang baik dan berkenan. Roma 12:1-2 juga merupakan nasehat khusus yang menunjukkan etika Kristen yang perlu diterapkan dalam kehidupan seorang Kristen. Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati. Selain itu, kita juga harus bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa. Dalam hidup ini, sering kali kita melihat dua standar penghakiman yang tidak adil. Oleh karena itu, kita sebagai umat Kristen harus selalu berusaha untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini dan terus mengubah cara berpikir kita agar dapat membedakan kehendak Allah yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna. Kita harus hidup dalam kasih dan menerapkan etika Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai persembahan yang hidup, kita harus menunjukkan bahwa kita hidup dalam kesetiaan kepada Allah yang telah memilih dan mengasihi kita.