gajah mada skor

gajah mada skor

ALGORITME STROKE GAJAH MADA SIRIRAJ STROKE SCORE - Dokumen dan Buku Elektronik Skor asli: (0,80xS)+(0,66xM)+(0,66xN)+(0,33xD)-(0,99xA)-3,71 Skor disederhanakan: (2,5xS)+(2xM)+(2xN)+(0,1xD)-(3xA)-12 Keterangan: S: Tingkat Kesadaran (0: kompos mentis, 1: somnolen, mengantuk, 2: sopor/koma) D: Tekanan darah diastolik (mmHg) N: Nyeri kepala (dalam 2 jam) (0: tidak ada) M: Muntah (Tidak: 0, Ya: 1) A: Ateroma (0: tidak ada, 1: ada) Sebuah studi prospektif pada 229 pasien stroke akut dilakukan untuk mengembangkan Algoritma Stroke Gadjah Mada (ASGM). Algoritma ini diusulkan sebagai strategi klinis untuk membedakan perdarahan intraserebral dari stroke iskemik atau infark setelah onset stroke di 3 rumah sakit di Yogyakarta dari 16 Desember 1989 hingga 15 November ... ASGM dan Skor Siriraj Stroke (SSS) adalah instrumen diagnostik yang dikembangkan untuk membedakan jenis stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, dan akurasi ASGM dan SSS dalam mendiagnosis stroke. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan metode penilaian neurologis untuk Skor Siriraj (SS) dengan Algoritma Gadjah Mada (AGM) di tingkat layanan di Ruang Gawat Darurat (IGD) untuk mempercepat tindakan lebih lanjut. Cara perhitungan Siriraj Stroke Score (SSS): (2,5xkesadaran) + (2xmuntah) + (2xnyeri kepala) + (0,1xtekanan diastolik) - (3xateroma) - 12. Jika hasilnya 1, maka kemungkinan pasien mengalami stroke hemoragik. Jika hasilnya -1, maka kemungkinan pasien mengalami stroke iskemik. Skor Siriraj Stroke = (2,5xderajat kesadaran) + (2xmuntah) + (2xsakit kepala) + (0,1xtekanan darah diastol) - (3xateroma) - 12. Jika skornya 1, maka diagnosisnya adalah stroke non-perdarahan, dan jika skornya ≥ 1, maka diagnosisnya adalah stroke perdarahan. Sebanyak 171 pasien ruang gawat darurat dengan stroke akut supratentorial dinilai skor Siriraj-nya, kemudian dibandingkan dengan hasil CT scan kepala. Sensitivitas skor Siriraj untuk stroke perdarahan adalah 83,8% dan untuk stroke iskemik adalah 90%, dengan keseluruhan akurasi prediktif 88,2%. Sedangkan ASGM memiliki nilai sensitivitas 0,89, spesifisitas 0,86, akurasi 0,88, nilai duga positif 0,94 dan nilai duga negatif 0,75. Simpulan bahwa ASGM memiliki nilai akurasi dan spesifisitas lebih tinggi dibandingkan SSS, namun sensitivitasnya lebih rendah. Penegakkan diagnosis antara stroke perdarahan dan iskemik merupakan hal yang sangat penting dalam tatalaksana stroke. Studi ini membuktikan bahwa kedua algoritma tersebut dapat menjadi pilihan untuk membedakan jenis stroke secara cepat dan tepat.


nottinghamsitusslot978depoimu17psmslotonefizzobahasasitusudaycaramega288livepancoranspinpaitobentengfifamenangpassingppjagohoki