one love lgbt

one love lgbt

Kapten sepakbola dari tujuh tim Eropa seharusnya memakai ban kapten pelangi selama Piala Dunia di Qatar untuk mempromosikan inklusi LGBTQ di negara di mana homoseksualitas ilegal. Namun, FIFA mengumumkan kampanye anti-diskriminasi versinya sendiri, yaitu ban kapten "Tidak Diskriminasi" hanya satu hari sebelum turnamen dimulai. Kampanye One Love yang anti-diskriminasi, anti-rasisme, hak LGBT+ dan hak asasi manusia, dimulai selama musim sepakbola 2020 oleh Asosiasi Sepakbola Belanda. Kampanye ini mengundang pemain sepak bola untuk memakai ban kapten dengan logo One Love berwarna pelangi. Ada sembilan negara Eropa yang mendesak FIFA untuk membuka opsi menampilkan simbol-simbol tersebut selama turnamen, meski bertentangan dengan aturan di Qatar. Meskipun awalnya "One Love" ditafsirkan sebagai harmoni antar ras yang berbeda, saat ini, kampanye tersebut lebih diidentikkan dengan simbol LGBT. Kampanye ini diinisiasi oleh Asosiasi Sepakbola Belanda sebagai upaya untuk "mengekspresikan dukungan mereka untuk penyatuan semua orang" dan mengutuk segala bentuk diskriminasi. Namun, kontroversi muncul ketika FIFA melarang penggunaan ban kapten One Love di Piala Dunia. Ada 10 negara Eropa yang mendukung kampanye One Love ini, yaitu Belanda, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Wales. Namun sayangnya, ada tujuh negara yang akhirnya memboikot penggunaan ban kapten pelangi tersebut dalam bentuk dukungan terhadap LGBT, yaitu Timnas Jerman, Timnas Wales, Timnas Belgia, Timnas Denmark, Timnas Inggris, Timnas Belanda, dan Timnas Swiss.


nottinghamsitusslot978depoimu17psmslotonefizzobahasasitusudaycaramega288livepancoranspinpaitobentengfifamenangpassingppjagohoki