rumus persilangan buta warna

rumus persilangan buta warna

Persilangan sifat buta warna merupakan pewarisan sifat genetika yang terpaut pada kromosom X dengan genotipe resesif. Kelainan buta warna ditandai dengan ketidakmampuan mata untuk mengenali warna dan disebabkan oleh perbedaan susunan genetik pada kromosom X. Buta warna dikendalikan oleh gen resesif yang terpaut pada kromosom X, sehingga lebih banyak terjadi pada laki-laki karena hanya memiliki satu kromosom X, sementara perempuan memiliki dua kromosom X. Terdapat 5 kemungkinan genotipe pada persilangan buta warna: XC XC untuk wanita normal, Xc Xc untuk wanita buta warna, XX untuk laki-laki normal, X b Y untuk laki-laki normal, dan X cb X cb untuk wanita buta warna. Dalam persilangan ini, kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Ketika seorang wanita yang berpengelihatan normal namun ayahnya buta warna menikah dengan pria berpengelihatan normal, kemungkinan fenotipe anak-anaknya adalah 50% wanita dan pria normal, 25% wanita carrier, dan 25% pria buta warna. Fenotipe dikendalikan oleh alel dominan dan resesif pada persilangan hibrid. Buta warna disebabkan oleh gen resesif terpaut pada kromosom X. Seorang perempuan akan menderita buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna (XcbXcb), sementara XCBXcb adalah wanita carrier. Rasio anak laki-laki normal dan buta warna pada persilangan buta warna adalah 50% : 50%. Dalam prediksi mendel, terdapat dua alel yang mewakili satu sifat. Warna ungu diwakili oleh UU dan warna putih diwakili oleh uu. Pada persilangan monohibrid pertama, keturunan F1 memiliki sifat yang dominan dengan alelnya yang berpasangan secara bebas. Buta warna merupakan contoh pautan seks pada manusia dan disebabkan oleh gen resesif pada kromosom X.