tragedi bola indonesia

tragedi bola indonesia

10 Tragedi Sepakbola di Indonesia Sejak 2011, Kanjuruhan Paling Berdarah Tragedi di Stadion Kanjuruhan telah menambah daftar tragedi sepakbola yang terus bertambah panjang di Indonesia. Simak daftarnya di sini. Pada 2 Oktober 2022, pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya berakhir ricuh dan menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Korban meninggal dunia akibat tragedi tersebut di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kematian dalam ajang pertandingan sepakbola di Indonesia seakan tidak bisa diatasi. Menurut kelompok pemantau sepak bola Save Our Soccer (SOS), sejak edisi perdana Divisi Utama Liga Indonesia 1994-1995 hingga sebelum peristiwa di Kanjuruhan, sebanyak 78 orang tewas dalam laga sepak bola. Sebelum Tragedi Kanjuruhan, pertandingan sepak bola di Indonesia juga merenggut nyawa suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah. Kerusuhan dalam pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan digambarkan sebagai "hari tergelap sepanjang sejarah sepak bola Indonesia". Menurut Kompas.com, jumlah korban meninggal dunia mencapai 131 orang. Tragedi Kanjuruhan Malang itu juga menarik perhatian media asing sebagai tragedi paling kelam di sepak bola Indonesia. Setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya, puluhan suporter masuk ke dalam lapangan dan polisi menembakkan gas air mata yang menyebabkan kepanikan. Tragedi Kanjuruhan menegaskan bahwa nyawa manusia jauh lebih penting daripada sepak bola. Sepak bola seharusnya menyajikan hiburan, bukan kuburan. Menambahkan ke daftar panjang: Tragedi Kanjuruhan, Sejarah Kelam Insiden Bola Paling Ngeri di Dunia. Tragedi Kanjuruhan Malang menambah jumlah kematian supporter tim sepakbola di Indonesia menjadi 252 orang tewas dan 300an orang terluka. Data kematian supporter ini berasal dari 9 tim sepak bola di Indonesia, antara lain dari Timnas Indonesia (4 orang), Persija (9 orang), Persib (8 orang), PSIS (5 orang), Persita (4 orang), PSMS. Tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC dan Persebaya telah merenggut ratusan nyawa. Hal ini menambah panjang daftar tragedi sepak bola di Indonesia dan menjadi sorotan dunia. Meskipun demikian, Presiden Jokowi memastikan bahwa Indonesia tidak akan mendapat hukuman dari FIFA.