arti 666 dan 212

KOMPAS.com - Angka 666 dikenal luas sebagai "jumlah binatang" dalam Perjanjian Baru dan sering kali dianggap sebagai angka setan atau sesuatu yang berbau satanisme dan Anti-Kristus. Namun, sebenarnya interpretasi mengenai angka 666 sangatlah beragam. Dalam ajaran Kristiani, angka ini dianggap sebagai angka setan, tetapi tidak sedikit yang mengaitkannya sebagai pesan dari malaikat bahwa kita harus mengantisipasi masalah agar tetap fokus untuk meraih cita-cita. Angka 666 hanya terdapat dalam Kitab Wahyu 13:18 dan melambangkan bilangan seorang manusia. Meskipun beberapa orang menghubungkannya dengan iblis, angka ini sebenarnya dapat memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap agama dan kepercayaan. Bahkan, dalam sistem alfabet Yunani atau Ibrani, angka 666 juga memiliki makna yang unik. Sebagai contoh, di Yunani Kuno, angka ini dihubungkan dengan Dewa Zeus, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani yang juga berhubungan dengan agama orang Kanaan pada zaman Israel kuno. Di kanal Youtube Numberphile, dijelaskan bahwa angka 666 sebenarnya tidak memiliki sifat matematika khusus dan digunakan sebagai kode yang tersembunyi. Tak hanya itu, angka 666 juga dianggap sebagai pertanda buruk dan kejelekan. Bahkan, disebutkan bahwa Kaisar Nero dari Roma juga terbunuh dengan racun 666 yang dikenal sebagai Hexaklorida atau formula C6H6Cl6. Dalam karyanya "Melawan Ajaran Sesat", Irenaeus membahas mengenai Kitab Wahyu pasal 13 dan bilangan binatang itu. Dalam jilid ke-5, pasal 28, Irenaeus menyatakan bahwa bilangan binatang itu adalah 666. Dalam kepercayaan yang lain, angka 666 dianggap sebagai petunjuk pada identitas sang makhluk buas. Meskipun begitu, angka ini tetap menjadi sebuah teka-teki dan rahasia yang belum dapat dipastikan dengan pasti maknanya. Dalam kesimpulannya, angka 666 memang kerap kali dianggap sebagai angka setan atau semacamnya, namun sebenarnya interpretasinya sangat beragam tergantung pada sudut pandang masing-masing.