liga 1 tanpa degradasi

liga 1 tanpa degradasi

Liga 1 Tanpa Degradasi: Tuntutan Transparansi dan Kekhawatiran Jual Beli Kompetisi Liga 1 Indonesia harus dijalankan tanpa adanya degradasi, berdasarkan keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang memutuskan untuk menghentikan keberjalanan Liga 2 dan Liga 3 2022-2023. Namun, keputusan ini mengundang pro kontra dari klub, suporter, dan pengamat sepak bola Indonesia. Beberapa pihak menganggap bahwa keputusan tersebut tidak transparan dan merugikan perkembangan sepak bola Tanah Air. Dalam sebuah wawancara, pengamat sepak bola Indonesia dan koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali menyatakan kekhawatirannya terkait keputusan tersebut. Ia mempertanyakan alasan di balik keputusan tersebut dan menyoroti potensi terjadinya jual beli klub-kubangga dalam kompetisi Liga 1 yang tanpa adanya sistem promosi-degradasi. Padahal, kompetisi sepak bola seharusnya mengedepankan transparansi dan fair play. Tanpa adanya degradasi, persaingan di Liga 1 Indonesia menjadi hambar dan tidak kompetitif. Hal ini dapat membawa dampak negatif dalam pengembangan sepak bola Indonesia ke depannya. Sejatinya, kehadiran sistem promosi-degradasi membawa dampak positif dalam pengembangan sepak bola Indonesia. Sistem ini memberikan kesempatan bagi klub-klub di divisi bawah untuk berkompetisi dan naik ke level yang lebih tinggi. Selain itu, adanya degradasi membuat klub-klub di divisi atas harus berjuang untuk menjaga posisinya. Keputusan Liga 1 Indonesia tanpa degradasi harus dipertanyakan dan perlu digali alasan-alasannya secara terbuka. Tanpa transparansi, keputusan tersebut dapat menimbulkan masalah dan menciderai integritas kompetisi sepak bola di Indonesia.