ngehalu

Apakah Berbicara Sendiri dan "Ngehalu" adalah Tanda Gangguan Mental? Sebuah video yang viral mengatakan bahwa berbicara sendiri dan ngehalu atau halusinasi jadi tanda mental illness atau gangguan mental, menjadi topik hangat di media sosial. Halu adalah istilah kekinian, sama seperti bucin, baper, gabut, ghosting, dan banyak lagi. Namun, Istilah halu tidak tepat digunakan untuk menanggapi seseorang yang perkataannya sulit dipercaya dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Menurut Psikiater dr I Gusti Rai Wiguna, SpKJ dari Rumah Berdaya, keadaan halusinasi memang memerlukan pengobatan medis dan diagnosa dari dokter ahli. Namun, sebenarnya kebiasaan mengemukakan pendapat sendiri atau berbicara sendiri, bukan termasuk ke dalam diagnosa gangguan mental. Sementara itu, seorang psikolog dari KlikDokter, Ikhsan Bella Persada, M.Psi menjelaskan bahwa orang yang suka ngehalu memang bisa disebut mengalami masalah mental dan kepercayaan diri. Namun, ini bukanlah diagnosis untuk menyebut seseorang mengalami gangguan mental. Arti halu perlu dipahami dengan baik. Hampir setiap hari, kita sering mendengar kata tersebut di platform media sosial, seperti Instagram, Twitter, maupun Facebook. Bahkan, istilah gaul ini juga sudah umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama kawula muda. Mengenai manfaat ngehalu, kebiasaan ngayal atau halu dipercaya dapat membantu menghilangkan stres dan membangun daya imajinasi. Namun, kita perlu juga membatasi diri dalam memanfaatkan kebiasaan ini dalam batas kewajaran. Terkadang kebiasaan halu juga bisa menjadi sumber masalah ketika kita menganggapnya sebagai dunia nyata. Jadi, inti dalam hal ini adalah kebiasaan mengobrol dengan diri sendiri bukanlah tanda seseorang mengalami gangguan mental, kecuali jika hal tersebut disertai dengan tanda-tanda lain seperti ketakutan yang luar biasa, delusi, dan halusinasi. Oleh karena itu, kita perlu memahami betul makna dan batasan dari istilah-istilah kekinian agar tidak salah pengertian dan lebih bijak dalam menggunakan bahasa gaul.