rumus kebahagiaan menurut islam

rumus kebahagiaan menurut islam

Rumus Kebahagiaan Menurut Imam Al-Ghazali - NU Online Imam Al-Ghazali, yang dikenal sebagai "Hujjatul Islam," memahami bahwa kebahagiaan adalah suatu proses yang dapat dicapai oleh siapa saja. Namun, hanya orang-orang yang tekun yang dapat mencapainya, bukan orang biasa. Dalam risalahnya yang berjudul Kimiya' as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan), ia menjabarkan proses ini. Dalam konsep Islam, kebahagiaan dunia bersifat semu dan fana. Manusia dapat meraih kebahagiaan namun kapan saja dapat merasakan kesedihan. Dalam kajian tersebut, Ridwan menyampaikan bahwa rumus kebahagiaan berasal dari pemahaman tauhid. Ada tiga tauhid: tauhid rububiyah, uluhiyah, asma' wa sifat. Allah SWT memperkenalkan dirinya melalui tauhid rububiyah dan uluhiyah. Istilah kebahagiaan dalam konteks dualitas merujuk pada kata sengsara. Kesadaran manusia pada dasarnya selalu bersifat dualistis. Artinya, kehidupannya pada setiap tempat dan waktu mempunyai kepolisisan yang tajam antara kesakitan dan kelezatan, kebahagiaan dan kesedihan. Di dalam Al-Quran juga banyak pembahasan mengenai kebahagiaan dalam hidup manusia. Islam menjelaskan secara umum hal-hal mendasar yang harus diketahui oleh manusia, ulama, maupun para filosof tentang kebahagiaan yang sebenarnya. Kita seringkali semakin mengejar kebahagiaan, padahal itulah yang membuat kita semakin tidak bahagia. Rumus kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali berangkat dari pemahaman tauhid yang kita yakini. Ada tiga tauhid yang harus dipahami, yaitu tauhid rububiyah, uluhiyah, asma’ wa sifat. Dalam Islam, kebahagiaan tidaklah bersifat sementara dan fana, melainkan kebahagiaan yang kekal dan abadi. Agar mencapai kebahagiaan yang hakiki, perlu melakukan hal-hal seperti: 1. Menjadi pribadi yang khusyuk dalam shalat 2. Menjauhkan diri dari perbuatan atau perkataan yang tidak berguna 3. Menunaikan zakat 4. Menjaga kemaluan dan melakukan kebaikan kepada orang lain 5. Mempelihara amanah dan janji yang dipikulnya Dalam kajian ilmiah tentang kebahagiaan dalam filsafat ekonomi Islam, dijelaskan bahwa kebahagiaan adalah suatu perasaan menyenangkan yang ditunjukkan dengan kenikmatan, kepuasan, kenyamanan, kegembiraan atau emosi positif yang membuat kehidupan menjadi baik dalam kesejahteraan, keamanan atau pemenuhan keinginan. Kebahagiaan bersifat abstrak dan tidak dapat disentuh atau diraba. Rumus kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali merupakan suatu proses yang mampu meraih kebahagiaan yang hakiki di akhirat yang kekal dan abadi. Kebahagiaan tersebut dapat dicapai melalui pemahaman dan pelaksanaan tiga tauhid, serta dengan melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.