save our soccer

save our soccer

Save Our Soccer: Satu Nyawa Terlalu Mahal untuk Sepak Bola Berdasarkan laporan dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Save Our Soccer (SOS), sebanyak 78 orang telah meninggal dalam insiden terkait sepak bola selama 28 tahun terakhir di Indonesia. Banu adalah korban ke-65 dari kerusuhan sepak bola di Indonesia. Pada tahun 2017, terdapat 11 korban tewas dalam insiden sepak bola. Koordinator SOS, Akmal Marhali, mengatakan bahwa potensi pemanfaatan sepak bola sebagai kendaraan politik sangat besar dan beberapa dari calon anggota parlemen sebelumnya adalah pejabat publik, tetapi keamanan dan kenyamanan selalu menjadi prioritas utama. SOS juga menemukan bahwa PSSI memiliki utang senilai Rp2,15 miliar dalam penyelenggaraan Elite Pro Academy (EPA) musim 2022-2023 untuk kompetisi sepak bola di usia muda. Koordinator SOS, Akmal Marhali, kecewa karena utang-utang itu seharusnya dibayarkan untuk orang-orang yang terlibat dalam turnamen sepak bola muda tersebut. Selain itu, SOS juga meminta PSSI dan PT LIB untuk merevisi jadwal pertandingan sepak bola yang larut malam, karena dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan pemain dan pendukung. Hingga saat ini, sebanyak 76 suporter sepak bola tewas di Indonesia sejak tahun 1994. SOS mengumpulkan data tersebut berdasarkan korban yang meninggal pada hari kejadian atau sehari setelahnya. Koordinator SOS, Akmal Marhali, mengingatkan bahwa keamanan dan keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam olahraga apa pun, termasuk sepak bola. Satu nyawa terlalu mahal untuk sepak bola.