buku ramalan ciamsi

buku ramalan ciamsi

Dari Ritual Kelenteng Sampai Kartu Ramalan Nasib (Mengocok Bentuk Ciam Si) Ciam Si, sebuah tradisi ramalan kuno masyarakat Tionghoa, masih dipraktikkan hingga kini di setiap kelenteng. Ciam si terdiri dari puisi-puisi ramalan yang tidak diberikan judul, sehingga disebut juga dengan "Puisi-puisi Ramalan". Salah satu puisi ramalan paling terkenal adalah "Nyanyian Memanggang Kue". Pada umumnya, ramalan ciamsi dipraktikkan pada pergantian tahun dalam kalender Tionghoa atau pada acara tertentu. Penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan tentang ciam si, antara lain tentang persepsi masyarakat etnis Tionghoa di Surabaya terhadap ramalan ciamsi, dan mengapa ramalan ciamsi masih dipercaya oleh masyarakat etnis Tionghoa di Surabaya. Namun, penafsiran selalu dipengaruhi oleh kerangka pemahaman awal kita. Ciam si juga tersedia dalam bentuk kartu ramalan, yang bisa ditemukan di toko-toko online. Kadang-kadang, ciam si dilakukan dengan cara mengocok rakitan bambu yang berisi bilangan, yang kemudian diartikan sebagai ramalan nasib. Ciam si bukanlah satu-satunya metode ramalan yang dipraktikkan oleh masyarakat Tionghoa. Namun, ciam si menjadi salah satu tradisi penting yang masih dipertahankan hingga kini. Berbagai kelenteng dari berbagai daerah menyimpan tradisi ciam si, seperti Vihara Dharma Bhakti dan Vihara Dharma Jaya Toasebio di Jakarta. Sebagai bagian dari warisan budaya, ciam si tetap berguna sebagai sarana untuk memperoleh gambaran tentang masa depan. Namun, penting juga untuk memperhatikan bagaimana kita menafsirkan ramalan-ramalan tersebut.